Ma’syiral Muslimin
Rahimakumullah
Marilah kita
semua meningkatkan kwalitas ketaqaan kita dengan semakin merasa takut melanggar
segala larangan-Nya dan mentaati berbagai perintah-Nya. Hanya taqwalah yang
mampu menghantarkan kita kepada kesuksesan mengarungi kehidupan dunia dan
akhirat. Terlebih di akhirat nanti, ketika seluruh manusia mengalami ketakutan
dan kecemasan menghadapi hari pembalasan, Allah memberikan naungan pengamanan
kepada 7 golongan manusia, dimana tidak ada naungan pada hari itu selain
naungan Allah.
سَبْعَةٌ
يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ
Maa’syiral
Muslim Rahimakumullah
Pertama, dari ketujuh
golongan itu adalah امام
عادل imamun adilun. Pemimpin yang
adil. Pemimpin memiliki pengaruh yang besar. Keputusannya mempengaruhi kehidupan
masyarakat dan negaranya, dimana kesalahan dalam pengambilan keputusan akan
membawa musibah; sedangkan kebenarannya akan membawa rahmah. Keadilan bukanlah
perkara yang susah karena sesungguhnya keadilan selalu hadir di dalam hati yang
paling dalam. Hanya saja manusia sering mengabaikannya, atau pura-pura tidak
mendengarkan bila nurani berbicara.
Perlu
diwaspadai bahwa pemimpin itu banyak godaan dan cobaan. Terutama rayuan akan
gemerlap harta dan dunia. Maka dari itu kesuksesan seseorang menjadi pemimpin
yang adil adalah garansi keamanan dari Allah swt di hari kiamat kelak. Sebagaimana
hadits Rasulullah saw Dari Abi Hurairah ra bahwa Nabi saw bersabda: Sesungguhnya
orang-orang yang berbuat adil di sisi Allah (balasannya) adalah mereka berada
di atas mimbar dari cahaya di sisi kanan Allah yang Maha Rahman dan kedua
tanganNya adalah kanan, yaitu orang-orang yang berlaku adil di dalam menghukumi
dan adil terhadap keluarga mereka serta adil terhadap apa yang menjadi tanggung
jawab mereka". Namun juga sebaliknya, bila kepemimpinan itu
tersia-siakan maka Allah akan membalasnya. Rasulullah saw bersabda: Tidaklah
seorang hamba diberikan oleh Allah untuk mengurusi perkara rakyat kemudian dia
mati dalam keadaan menipu rakyatnya kecuali Allah akan mengharamkan surga
atas dirinya".
Jama’ah Jum’ah yang Berbahagia
Kedua, الشاب نشاء فى عبادة الله Syab
nasya’a fi ibadatillah, anak muda yang tekun beribadah kepada Allah. Pemuda
adalah harapan agama dan negara. Perjuangan bangsa ini dimasa penjajahan
dipenuhi dengan pemuda. Sungguh beban pemuda sangatlah berat. Bahkan masa depan
Islam di Indonesia juga tergantung di tangan pemuda. Jika pemuda hari ini tidak
memahami Islam dengan baik dan benar, maka tidak ayal Islam bisa menjadi
sekedar nama di Indonesia.
Pemuda menjadi
penting karena pemuda adalah penguasa masa depan. Syubbanul Yaum Rijalul Ghad.
Pemuda saat ini adalah tokoh masa depan. Bahkan Ketergantungan Islam di
Indonesia kepada pemuda.
إِنَّهُمْ
فِتْيَةٌ آَمَنُوا بِرَبِّهِمْ. وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
“Sesungguhnya mereka adalah
pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk
mereka petunjuk.”
Ketiga, رجل معلق قلبه فى المساجد Rajulun
muallaqun qalbuhu fil masajid. Lelaki yang hatinya selalu berhubungan
dengan masjid. Masjid sebagai rumah Allah harus menjadi sumber inspirasi. Inspirasi
yang memajukan jiwa maupun ekonomi umat. Karena kesehatan ekonomi menjadi pilar
dari kesehatan jiwa. Dan kesehatan jiwa sangat berpengaruh pada kondisi agama.
Jadikanlah
masjid sebagai tempat mencari persamaan bukan memperbesar perbedaan. Orang yang
selalu memikirkan masjid berarti mereka juga memikirkan masyarakat sekitar masjid,
masyarakat muslim yang selalu menjalankan perintah Allah lima kali setiap hari.
Orang yang demikian akan mendapatkan perlindungan dari Allah swt kelak di hari
akhir.
Masjid dan
umat bisa diibartakan bagaikan ikan dan air yang tak terpisahkan. Umat yang
menjauhi masjid seperti ikan yang menjauhi air, akan segera mati. Maka siapapun
yang berusaha mengairi ikan berarti ia telah memberi kehidupan pada air itu,
dan siapapun yang menghidupkan masjid maka Allah akan menghidupinya.
إِنَّمَا
يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آَمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ
وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآَتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى
أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ (التوبة : ۱۸)
Hanya yang memakmurkan masjid-masjid
Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta
tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun)
selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk
golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.
Demikianlah
jaminan yang diberikan Allah kepada mereka yang selalu memikirkan masjid
sebagaimana keterangan sebuah hadits Dari Abi Darda' ra dia berkata: Rasulullah
saw bersabda: Mesjid adalah rumah untuk setiap orang yang bertaqwa. Allah
akan memberikan jaminan bagi orang yang menjadikan mesjid sebagai
rumahnya dengan ruh, rahmat dan bisa melewati sirath dengan selamat
menuju ridha Allah yang menyampaikannya ke dalam surga".
Ma’asyiral Muslimin
Rahimakumullah
Keempat, وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ
اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ warajulani tahabba
fillah ijtama’a alaihi watafarroqo. Dua orang lelaki yang saling mencintai
karena Allah di mana dia berkumpul dan berpisah kerena Allah. Sebab ikatan keimanan
yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ
يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى
الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
وَلا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ
وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman,
barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan
mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya,
yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras
terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut
kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya
kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi
Maha Mengetahui.(Qs.
Al-Maidah: 54)
Kelima, وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ
مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ warajulun tholabathu imro’atun
dzatu manshibin wajamalin faqola inni akhofullah. Seorang lelaki yang
diajak oleh seorang wanita untuk berbuat mesum dengan dirinya, dia bukanlah
wanita biasa, namun dia adalah wanita yang memiliki kedudukan dan jabatan yang
tinggi, dan Allah memberinya kecantikan yang membuat dorongan fitnah semakin
besar, dan ketertarikan hati semakin kuat, kemudian lelaki itu berkata “sungguh
aku takut kepada Allah” Begitu juga sebaliknya, jika terjadi pada diri seorang
perempuan hal serupa dan dia berani menolaknya, sungguh Allah akan mengamankannya
di di hari kamat.
Keenam , وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا
تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ. Warajulun tashoddaqo akhfa hatta la
ta’lamu syimaluhu ma tunfiqu yaminuhu. Lelaki yang bersedekah dengan
sembunyi-sembunyi hingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diberikan tangan
kanannya, dan itulah yang dimaksud dengan ikhlas. Mengerjakan sesuatu tanpa ada
embel-embelnya.
إِن
تُبْدُواْ الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِن تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا
الْفُقَرَاء فَهُوَ خَيْرٌ لُّكُمْ وَيُكَفِّرُ عَنكُم مِّن سَيِّئَاتِكُمْ
وَاللّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خبير
“Jika kamu menampakkan sedekah(mu)
Maka itu adalah baik sekali. dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan
kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah
akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Mengenai
keikhlasan ini, Imam Ibnu Rusyd berkata: sesuatu yang dilakukan karena Allah
maka akan sangat sempurna dan barang siapa melakukan sesuatu karena yang lain
maka akab binasa, yakni sia-sia amalnya.
Ma’asyiral Muslimin
Rahimakumullah
Ketujuh, رجل ذكر الله خاليا ففاضت عينه Rajulun
dzakarallaha khaliyan fa fadhat ainuhu. lelaki yang hatinya selalu ingat kepada-Nya
dan mengagungkan-Nya. dia selalu menyendiri dalam zikir kepada Allah, ia
merenungkan keagungan dan kebesaran-Nya, sehingga air matanya berlinangan
karena rindu kepada Allah. Allah mengapresiasi orang seperti ini dalam
sabda-Nya:
اِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا
تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آياتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ
يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman
ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila
dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada
Tuhanlah mereka bertawakkal.”
Demikianlah,
khutbah kali ini semoga benar-benar menjadi pelajaran bagi kita semua, agar
bisa menjadi salah satu golongan dari 7 golongan yang akan mendapatkan naungan
pengamanan di sisi Allah SWT. Amin.
Ditulis oleh : abinadine.blogspot.com ~ Official
Anda sedang membaca postingan tentang Tujuh Golongan yang Dinaungi Allah di Hari Akhir. Anda boleh mengcopy paste atau menyebarluaskan postingan ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link di bawah ini sebagai sumbernya.
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
ٱلْعَٰلَمِين