Hadirin Jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah.
Marilah pada kesempatan jumat ini,
kita kembali berupaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada
Allah. Takwa yang terlahir dari pemahaman yang benar dan ketundukan yang
ikhlas, sehingga setiap kewajiban yang dilakukan dan setiap larangan yang
ditinggalkan tidaklah dilakukan kecuali semakin menguatkan dan meningkatkan
iman dan takwa kepada Allah serta melahirkan nilai-nilai mulia dalam kehidupan.
Suatu perbutan dan amal kebajikan yang terlahir dari ketakwaan akan memberikan
manfaat yang besar dalam kehidupan.
Hadirin yang dimuliakan Allah.
Sesungguhnya setiap detik dari hidup
kita, setiap hembusan nafas, setiap pikiran yang yang tersirat, setiap amal
perbuatan yang kita kerjakan, tidak akan pernah lepas dari upaya setan
untuk menggoda, menyesatkan, menyelewengkan dari tujuan yang benar dan
menggiring kepada dosa dan maksiat.
Kita mungkin tidak menyadari dan
memang tanpa kita sadari, setan terus berupaya menenggelamkan dan menghanyutkan
kita agar semakin jauh dari jalan yang benar, meninggalkan ketaatan secara
perlahan dan halus, tanpa terasa oleh kita.
Dan itulah tugas utama setan dan
iblis, sebagaimana ia telah terusir dari surga dan terjauhkan dari rahmat Allah
maka diapun ingin menjauhkan manusia dari dari rahmat Allah dan kemudian sesat
bersamanya.
Hadirin sidang jumat yg berbahagia.
Menyadari ini
semua, bahwa keberadaan kita di dunia ini, tidak akan pernah lepas sedikitpun
dari upaya setan untuk mempengaruhi kita, merayu, melalaikan kita dengan
apapun, bahkan mereka mampu masuk bersama aliran darah kita, dengan hanya satu
tujuan mengumpulkan manusia sebanyak-banyaknya untuk bersama-sama sesat dan
menghuni neraka jahanam. Mengetahui tipu daya setan dan iblis dalam menyesatkan
manusia, serta mengetahui cara menghadapi tipu daya tersebut menjadi penting
untuk kita sama-sama kita ketahui sehingga kita mampu terhindar dari tipu daya
tersebut.
Di antara
pintu-pintu dan metode setan menyesatkan manusia yang perlu kita waspadai
adalah:
Pertama: Pintu
Syubhat dan Syahwat. Syubhat berarti suatu yang meragukan dan
samar-samar, sedangkan syahwat adalah dorongan hawa nafsu, maka dari sinilah
setan akan semakin kuat menggoda, kemudian setan menghembuskan bisikan dan
rayuannya. Setan akan yang terus membujuk sehingga seakan membuat hati menjadi
tenang untuk melakukan hal perbuatan tersebut. Bahkan setan telah menghembuskan syubhat dan
syahwat sejak awal permusuhan dengan Nabi Adam, setan telah melakukan
langkah-langkah kejinya untuk menggelincirkan anak keturunan adam agar tidak
mentaati perintah Allah.
Hadirin sidang sholat jumat yang
dimuliakan Allah
Pintu setan yang kedua adalah :
Al-Hirsh wal Hasad. Menurut Imam
Al-Ghazali, diantara pintu-pintu setan yang sangat besar adalah al-hirsh atau
tamak dan hasad, yaitu kedengkian. Rasa tamak dan sifat hasad ini menjadi salah
satu pintu yang menyebabkan setan bisa masuk ke dalam pikiran dan jiwa manusia
kemudian setan menguasainya. Ketika setan sudah mampu menguasai jiwa, maka itu
pertanda akan membawa pada kebinasaan.
Ketiga : Memandang kecil dan
meremehkan dosa-dosa kecil. Dosa-dosa kecil dampaknya sangat berbahaya
bagi manusia, seorang yang menganggap kecil suatu perbuatan dosa maka dengan
demikian setan akan selalu menjadikan orang tersebut meremehkan dosa-dosa
kecilnya, sehingga dia akan terus menerus melakukannya dan dosa itu akan
membinasakannya.
Rasulullah SAW telah memperingatkan:
إِيَّاكُمْ
وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ
وَإِنَّ
مُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ مَتَى يُؤْخَذْ بِهَا صَاحِبُهَا تُهْلِكْهُ.
“Jauhilah dosa-dosa dan sesuatu yang dianggap
dosa kecil, karena dosa-dosa kecil itu ketika dilakukan seseorang maka ia akan
membinasakannya.” (HR. Ahmad)
Hadirin yang dimuliakan Allah
Tentu ketika kita mengetahui
pintu-pintu masuknya setan ini, Allah SWT dengan rahmat-Nya memberikan petunjuk
kepada para hamba-Nya melalui Al-Quran dan melalui lisan Rasul-Nya SAW, untuk
menghadapi dan mengusir setiap bisikan dan godaan setan tersebut.
Di antara hal-hal yang dapat dilakukan agar terhindar dari tipu daya setan dan
kawanannya adalah sebagai berikut:
Pertama: Menjaga keikhlasan
dalam setiap amal ibadah dan perbuatan. Setiap ibadah ataupun amal perbuatan yang
dilakukan oleh hamba Allah, pasti setan akan berupaya menyimpangkan amal
tersebut agar tidak dilakukan dengan ikhlas, setan akan berupaya keras agar
amal itu tidak bernilai di hadapan Allah, bahkan perbuatan itu menjadi amalan
yang riya dan syirik. Karena ini sudah merupakan janjinya kepada Allah.
Hamba-hamba yang ikhlas akan dijaga
dan diselamatkan dari gangguan setan. Allah yang menyatakan pengakuan setan
tersebut dalam firman-Nya:
قَالَ
فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ
الْمُخْلَصِينَ
"Iblis menjawab, "Demi kekuasaan-Mu,
aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di
antara mereka." [Shâd/38:82-83].
Allah SWT telah menjamin bahwa seorang
yang mampu menjaga keikhlasannya dalam beramal setan tidak punya kemampuan
dalam menggodanya
إِنَّ
عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ
الْغَاوِينَ
"Sesungguhnya hamba-hamba-Ku yang ikhlas
tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikuti
kamu, yaitu orang-orang yang sesat". [Al-Hijr/15:42].
Kedua : Menjaga Kestabilan kondisi
Iman. Setan selalu
berupaya untuk menggoda dan melemahkan iman seseorang dengan berbagai macam
carannya, baik itu kelalaian ataupun perbuatan maksiat. Dengan kemaksiatan,
keimanan seseorang akan semakin menurun sehingga dengan mudah setan akan
mencelakakann seorang tersebut sehingga ia melakukan perbuatan dosa.
Sesungguhnya seluruh kekuatan,
kekuasaan, kesempurnaan hanyalah milik Allah. Oleh karena itu, seorang hamba
yang ditolong dan dilindungi Allah dengan menjaga kondisi imannya dengan amal
ibadah yang kontinyu, maka tidak ada satu makhlukpun yang mampu
mencelakakannya. Allah SWT telah memberitakan hal ini di dalam Al-Quran,
sebagaimana firmannya:
إِنَّهُ
لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ
يَتَوَكَّلُونَ
إِنَّمَا
سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ
يَتَوَلَّوْنَهُ
وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ
"Sesungguhnya setan itu tidak ada
kekuasannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabb-nya. Sesungguhnya
kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin
dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah". [An Nahl : 99,
100].
Ketiga: Berlindung Kepada Allah SWT.
Untuk menghadapi
setan dan terhindar dari godaannya, kita dianjurkan bahkan diperintahkan oleh
Allah untuk senantiasa berlindung kepadanya. Allah SWT berfirman:
وَإِمَّا
يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ
سَمِيعٌ عَلِيمٌ
"Dan jika kamu digoda oleh setan, maka
berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui". [Al-A'râf/7:200].
Dalam Hadist yang diriwayatkan oleh
Imam Bukhori dan Muslim disebutkan: Abu Hurairah berkata, Rosulullah
bersabda: “Setan datang kepada salah seorang dari kalian lalu berkata, siapakah
yang menciptakan ini dan ini? Sehingga setan berkata, “siapakah yang
menciptakan Tuhanmu, maka apabila jika telah sampai kepadanya hal tersebut,
hendaklah dia berlindung kepada Allah dan hendaklah dia menghentikan (waswas tersebut)".
Keempat: Memperbanyak membaca Al-Quran
dan memperkuat dzikrullah. Al-Quran dan dzikrullah merupakan benteng yang kokoh yang dapat
melindungi diri dari godaan dan gangguan setan dan membuatnya lari
tunggang langgang, sebagaimana sabda Rasulullah:
لَا
تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ
الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
"Janganlah kamu menjadikan rumah-rumah
kamu sebagai kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan surat
Al Baqarah di dalamnya". (HR Muslim, no. 780).
Kelima: Menyelisihi Setan dari setiap
perbuatannya. Setan adalah
musuh manusia, maka wajib pula untuk menjadikannya sebagai musuh, dan membenci
serta meninggalkan perbuatannya. Sebagaimana firman Allah:
إِنَّ الشَّيْطَانَ
لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُوا حِزْبَهُ
لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
"Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang
nyata bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu
hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang
menyala-nyala". (Qs. Fathir: 5)
Hadirin yang berbahagia
Demikianlah khutbah singkat ini,
semoga kita mampu membentengi diri kita dalam menghadapi permusuhan dan tipu
daya setan yang selalu menyesatkan langkah kita menuju keridhaan dan
surga Allah SWT.
Ditulis oleh : abinadine.blogspot.com ~ Official
Anda sedang membaca postingan tentang Mewaspadai Pintu Masuk Setan. Anda boleh mengcopy paste atau menyebarluaskan postingan ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link di bawah ini sebagai sumbernya.
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
ٱلْعَٰلَمِين
Post a Comment