KHUTBAH JUM'AT: JIHAD SANTRI JAYAKAN NEGERI

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

 

JIHAD SANTRI JAYAKAN NEGERI

 

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ نَوَّرَ قُلُوْبَ أَوْلِيَائِهِ بِأَنْوَارِ الْوِفَاقِ، وَرَفَعَ قَدْرَ أَصْفِيَائِهِ فِيْ الْأَفَاقِ، وَطَيَّبَ أَسْرَارَ الْقَاصِدِيْنَ بِطِيْبِ ثَنَائِهِ فِيْ الدِّيْنِ وَفَاقَ، وَسَقَى أَرْبَابَ مُعَامَلَاتِهِ مِنْ لَذِيْذِ مُنَاجَتِهِ شَرَابًا عَذْبَ الْمَذَاقِ، فَأَقْبَلُوْا لِطَلَبِ مَرَاضِيْهِ عَلَى أَقْدَامِ السَّبَاقِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْبَرَرَةِ السَّبَاقِ، صَلَاةً وَسَلَامًا اِلَى يَوْمِ التَّلَاقِ أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً صَفَا مَوْرِدُهَا وَرَاقَ، نَرْجُوْ بِهَا النَّجَاَةَ مِنْ نَارٍ شَدِيْدَةِ الْإِحْرَاقِ، وَأَنْ يَهُوْنَ بِهَا عَلَيْنَا كُرْبُ السِّيَاقِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَشْرَفُ الْخَلْقِ عَلَى الْاِطْلَاقِ، اَلَّذِيْ أُسْرِيَ بِهِ عَلَى الْبُرَاقِ، حَتَّى جَاوَزَ السَّبْعَ الطِبَاقَ

أَمَّا بَعْدُ، أَيُّهَا الْاِخْوَانُ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَقَالَ أَيْضًا: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْٓا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

 

Hadirin jamaah Jumah rahimakumullah,

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya mengajak kepada kita untuk terus bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang begitu banyaknya, sehingga pada saat ini kita dapat mentaati perintah-Nya untuk menunaikan kewajiban shalat Jum’at di masjid yang penuh berkah ini. Dengan nikmat kesehatan, kaki kita dapat melangkah menuju masjid. Dan dengan nikmat keimanan, hati kita bertekad menunaikan perintah Allah SWT.

Nikmat dapat menjalankan agama inilah nikmat yang terbesar, sebab tidak semua orang mendapatkan taufiq dari Allah menjadi hamba-Nya yang taat. Maka pada kesempatan ini, marilah kita mensyukurinya dengan ikrar bil lisan ”alhamdulillahi rabbil alamin”, disertai upaya untuk terus meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT, dengan cara:

امْتِثَالُ أَوَامِرِ اللهِ وَاجْتِنَابُ نَوَاهِيْهِ سِرًّا وَعَلَانِيَّةً ظَاهِرًا وَبَاطِنًا 

Melaksanakan segala perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya, baik dalam keadaan sepi maupun ramai, lahir dan juga batin.

Di samping itu pula, marilah kita senantiasa mengikuti jejak langkah Rasulullah Muhammad SAW dengan mentaati sunnah-sunnahnya, menjalankan ajaran-ajarannya, dan meneruskan perjuangannya menegakkan agama ini hingga maut menghentikan kita. Amin.

 

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Pada momentum peringatan Hari Santri dua hari lagi, dalam kesempatan ini, izinkan kami menyampaikan khutbah dengan tema ”Jihad Santri Jayakan Negeri”.

Santri merupakan bagian penting dari masyarakat Indonesia. Dalam perjalanannya, santri telah lama berperan dalam memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan bangsa. Sejatinya Jihad santri dalam perspektif historis dapat dimaknai sebagai perjuangan santri dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 

Pada masa penjajahan, banyak santri yang ikut serta dalam perjuangan melawan penjajah. Mereka berjuang dengan berbagai cara, mulai dari perang gerilya, perang terbuka, hingga perang diplomasi. Salah satu contoh perjuangan santri dalam melawan penjajah adalah peristiwa Perang Diponegoro. Dalam perang ini, banyak santri yang ikut serta dalam pasukan Diponegoro untuk melawan Belanda.

 

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Perjuangan santri juga terekam oleh sejarah saat Sekutu ingin kembali menjajah Indonesia yang baru mendeklarasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Untuk mempertahankan kemerdekaan, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari mencetuskan Fatwa Resolusi Jihad yang diilhami keyakinan hubbul wathan minal iman (cinta tanah air adalah bagian dari iman).

Dalam resolusi Jihad tersebut ditegaskan bahwa berjuang mengusir penjajah hukumnya  fardlu ’ain (kewajiban individual) bagi setiap umat Islam dalam radius 94 kilometer dari ”tempat masuk dan kedudukan musuh”. Dan di luar radius itu sebagai fardlu kifayah (boleh diwakili sebagian warga saja). 

Mendapatkan fatwa ini, sebagai seorang santri yang patuh pada kiai, serentak bersama warga NU di Surabaya dan sekitarnya turun bersama warga lainnya. Para santri melawan tentara Sekutu mulai 25 Oktober 1945, berujung ribuan pejuang syahid mengorbankan nyawa mempertahankan Surabaya, yang memuncak pada perang 10 November 1945.

Sejatinya, para santri sejak awal menyadari bahwa nyawa mereka diserahkan sepenuhnya kepada Allah swt untuk cita-cita mulia menyelamatkan negara. Selain itu, para santri juga berperan penting dalam perumusan dasar negara Indonesia. Banyak tokoh santri yang terlibat dalam perumusan Pancasila, UUD 1945, dan pembentukan konstitusi Indonesia. Dengan demikian, kiprah santri di masa lalu begitu besar dalam membentuk Indonesia merdeka dan berdaulat. 

 

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Kemudian pertanyaannya, bagaimana jihad santri dalam perspektif kontekstual dalam membangun kejayaan negeri? Sejatinya, jihad santri sampai hari ini tidak pernah mati ataupun tertutup. Pada masa kini, santri memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa. Santri dapat menjadi agen perubahan yang membawa kemajuan bagi negeri. Santri dapat berperan aktif melalui jihad dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, dan industri.

Jihad adalah upaya untuk mewujudkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Jihad tidak hanya terbatas pada perjuangan fisik, tetapi juga mencakup perjuangan non-fisik, seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

Sejatinya,  jihad di masa kini menghadapi tantangan yang lebih besar, seperti kemiskinan, kebodohan, dan penindasan. Jihad di bidang-bidang ini adalah cara untuk memperbaiki kondisi umat Islam dan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.  

Allah menyebutkan dalam al-Qur’an bahwa makna jihad tidak hanya sebatas berperang dan angkat senjata,  lebih dari itu jihad adalah berbuat baik dan berperang melawan diri sendiri. Allah berfirman:

 وَمَنْ جَاهَدَ فَاِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهٖ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ  وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَنُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّاٰتِهِمْ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَحْسَنَ الَّذِيْ كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ.

“Dan barangsiapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri. Sungguh, Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, pasti akan Kami hapus kesalahan-kesalahannya dan mereka pasti akan Kami beri balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” (Q.S Al-Ankabut: 8-9)

 

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Profesor Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah, menjelaskan makna jihad yang dimaksud dalam ayat ini bukan dengan mengangkat senjata. Pasalnya ayat ini turun pada periode Makkah—sebelum Nabi Muhammad hijrah—, dan izin atau perintah untuk berperang dan mengangkat senjata baru diizinkan setelah nabi hijrah (periode Madinah).

Ayat ini lebih menekankan perintah atau mendorong untuk beramal saleh. Maka, Allah menegaskan, barang siapa berjihad, yakni mencurahkan kemampuannya untuk melaksanakan amal saleh hingga ia bagaikan berlomba dalam kebajikan, maka sesungguhnya manfaat dan kebaikan jihadnya untuk diri sendiri.

Dengan demikian, jihad era modern ini, tidak sebatas peperangan. Untuk itu, santri dapat berjihad untuk negeri dengan berbagai cara, seperti meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai guna mencetak generasi muda yang berilmu dan berakhlak mulia.

Selanjutnya, jihad santri era modern juga bisa dilakukan dengan memberdayakan ekonomi umat. Sejatinya, memberdayakan ekonomi umat merupakan bentuk jihad santri untuk meningkatkan kesejahteraan umat Islam. Santri dapat mengembangkan usaha ekonomi produktif, baik secara individu maupun kelompok. Usaha ini dapat berupa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), koperasi, atau usaha lainnya seperti menyediakan pelatihan dan pendampingan usaha kepada masyarakat, terutama masyarakat yang kurang beruntung.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat dalam berwirausaha. Lebih dari itu, bentuk jihad santri era modern adalah kampanye lingkungan hijau. Sejatinya, kampanye lingkungan hijau merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan. Kampanye ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti sosialisasi, edukasi, dan aksi nyata.

 

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Sejatinya, santri memiliki peran penting dalam kampanye lingkungan hijau. Mereka dapat menjadi agen perubahan yang menyebarkan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Terakhir,  perjuangan ini tidak hanya dilakukan di masa lalu, tetapi juga di masa kini. Santri memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa dan dapat berkontribusi dalam berbagai bidang.

Sebagai penutup khutbah ini, kita berdoa kepada Allah SWT, semoga kita digolongkan sebagai hamba-Nya yang mencintai negeri ini, sebagai tempat sujud dan ibadah kita yang aman dan damai dalam naungan ampunan dan ridha Allah SWT. Amin.

Ditulis oleh : abinadine.blogspot.com ~ Official

Rofiudin Anda sedang membaca postingan tentang KHUTBAH JUM'AT: JIHAD SANTRI JAYAKAN NEGERI. Anda boleh mengcopy paste atau menyebarluaskan postingan ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link di bawah ini sebagai sumbernya.
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Post a Comment